Teman-teman terkadang dalam kehidupan sehari-hari kita pernah menjumpai individu yang jika diberikan instruksi ataupun informasi baru, mereka terkesan lambat dalam menangkap informasi tersebut, dalam psikologi anak yang demikian biasa disebut anak slow learner, atau pelajar yang lamban...tetapi kita jangan terburu2 menjudge seseorang sebagai slow learner, karena konfirmasi IQ penting...anak slow learner masih sangat mungkin untuk sukses dalam belajar hanya saja mereka butuh banyak pengulangan atau remedial teaching, yang berguna untuk mencari akar kesulitan mereka dalam pelajaran dan juga untuk menguatkan ingatan mereka...Ok now kita cekidot penyebabnya ya...ini saya ambil dari sebuah buku di googlebook, tapi lupa nama bukunya...
Penyebab pelajar lamban atau slow learner
Terdapat berbagai penyebab slow learning tetapi hanya beberapa yang paling penting yang dibahas disini. Semakin cepat dikenali maka semakin cepat pula instruksi perbaikan dapat diberikan. Tidak semua factor ada pada slow learner, pada masing-masing kasus satu atau lebih factor berinteraksi.
a) Kemiskinan
Kemiskinan merupakan factor utama dari slow learning di negara berkembang. Kemiskinan mempengaruhi anak dalam dua hal (i) mengganggu/ menghambat kesehatan anak dan (ii) mengurangi kapasitas belajar mereka. Kemiskinan menyababkan banyak kekurangan mental dan moral yang pada akhirnya mempengaruhi performa siswa. Seperti ungkapan “di badan yang sehat terdapat pikiran yang sehat”. Otak dan pikiran dapat bekerja secara optimal dalam badan yang sehat yang seringkali terpengaruhi oleh kemiskinan. Kekayaan juga mempengaruhi perolehan informasi melalui pengayaan (enriched) pengalaman. Anak dari keluarga kaya memiliki kesempatan untuk menjelajah dan memperoleh materi untuk memenuhi kebutuhannya. Kemiskinan belum tentu menyebabkan slow learning tetapi menciptakan kondisi yang mengarah pada slow learning.
b) Kecerdasan anggota keluarga
Factor penting lainnya yang mempengaruhi pembelajaran adalah tingkat kepandaian orang tua dan juga keluarga. Orang tua yang terpelajar sangat memperhatikan perkembangan intelektual anak mereka. Mereka mulai mendidik dan melatih anak mereka sebelum masuk TK. Mereka juga menyediakan mainan pendidikan dan buku yang membantu anak belajar. Mereka juga mendidik sendiri anak mereka dalam membaca dan aritmatika. Dengan cara ini mereka melatih anak mereka untuk meningkatkan kecepatan/ laju pembelajaran. Orang tua yang terdidik dapat menyediakan pengalaman dan materi pendidikan bagi anak mereka sesuai tingkat kecerdasan mereka sendiri.
Tetapi jika orang tua tidak terdidik, mereka tidak dapat mengambil langkah untuk memajukan anak mereka. Mereka jarang memperlihatkan minat pada perkembangan intelek anak mereka. Sebagai akibatnya anak mereka tidak mendapatkan cukup kesempatan untuk melatih pikiran mereka supaya dapat meningkat laju pembelajaran mereka. Anak-anak seperti ini ketika pertama kali masuk sekolah dan melihat anak lain sudah lebih maju akan kehilangan kepercayaan diri mereka. Hal ini berlanjut ke ketumpulan intelek yang menyebabkan slow learning.
c) Factor emosional
Semua anak pasti mengalami permasalahan emosional, tetapi slow learner mengalami permasalahan yang serius dan untuk waktu yang lama sehingga sangat mengganggu proses belajar mereka. Permasalahan emosional ini berakibat pada prestasi akademis yang rendah, hubungan interpersonal yang tidak baik, dan harga diri yang rendah. Bagian penting dalam perkembangan personal, social dan emosional adalah konsep diri dan harga diri. Aspek dari perkembangan mereka ini sangat dipengaruhi pengalaman mereka di rumah, bersama teman, dan di sekolah. Konsep diri meliputi bagaimana kita memandang kekuatan, kelemahan, kemampuan, sikap dan nilai-nilai kita sendiri. Perkembanganya bermula sejak lahir dan terus dipengaruhi/ dibentuk oleh pengalaman. Kuranganya konsep diri yang positif dapat merusak perkembangan social anak.
Slow learner biasanya suka menarik diri, tidak dewasa, memiliki gambaran diri yang rendah, atau depresi sehingga mudah terganggu (disturbed). Anak-anak seperti ini biasanya tidak memiliki atau hanya memiliki sedikit teman atau bermain dengan anak yang sangat lebih muda dari mereka. mereka suka berkhayal. Mereka menderita karena kurang memiliki ketrampilan social. Program pelatihan ketrampilan social sangat efektif dalam memperbaiki perilaku social anak yang menarik diri dan tidak memiliki teman.
Ketika anak mulai sekolah mereka menilai diri mereka berdasarkan keberhasilan. Hal ini dapat terlihat ketika bahkan kegagalan kecil dapat menyebabkkan anak merasa tidak berharga. Perkembangan social dan emosional anak selama kelas-kelas awal dibentuk oleh tiga pengaruh. Yang pertama adalah orang tua dan keluarga. Kedua adalah kelompok teman sebaya. Yang ktiga adalah pengalaman di sekolah. Ketegangan di rumah dan hubungan dengan saudara dan orang tua dapat menyebabkan frustasi pada anak. Rasa takut dan cemas yang disebabkan sikap guru juga akan mengganggu emosi anak. Ketegangan dan frustasi anak dapat menjadi penyebab slow learning.
d) Factor pribadi
Factor pribadi meliputi kelainan bentuk fisik (deformity), kondisi patologi/ penyakit badan, dan kekurangan penglihatan, pendengaran dan percakapan dapat mengarah pada slow learning. Factor pribadi juga meliputi penyakit yang lama atau ketidakhadiran di sekolah untuk waktu yan lama ddan kurangnya kepercayaan diri. Ketika mereka lama tidak masuk sekolah tentu saja mereka akan tertinggal dari teman mereka. Hal ini pada akhirnya mempengaruhi kepercayaan diri mereka dan menciptakan kondisi yang mengarah pada slow learning.
Slow learning yang disebabkan masalah fisik dapat ditangani dengan diagnosis dan langkah perbaikan/ pemulihan yang dapat diambil pada tahap awal. Sangatlah penting untuk memeriksa mata, telinga, tenggorokan, organ percakapan dan system saraf pusat. Tidak hanya lebih baik tetapi juga lebih murah untuk mendiagnosa kekurangan-kekurangan ini pada tahap awal sehingga dapat diberikan pengobatan dan memastikan kekurngan tidak menjadi semakin parah dan berakibat pada konsekuensi lainnya.
semoga bermanfaat ya temans....
Minggu, 19 Juni 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar